-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Mengatasi Pembekuan Darah Saat Kehamilan

Minggu, 20 Oktober 2019 | Oktober 20, 2019 WIB | 0 Views Last Updated 2023-07-10T02:30:49Z





Pembekuan darah saat kehamilan merupakan suatu penyakit yang berhubungan dengan sistem pertahanan tubuh (antibodi). Antibodi merupakan salah satu senyawa protein dalam tubuh yang bertugas untuk menghancurkan benda asing (bakteri atau virus yang mengancam kesehatan tubuh). Namun pada suatu kondisi yang abnormal, antibodi bisa salah dimana iya menganggap senyawa fosfolipid (bagian dari membran sel) sebagai musuh atau sesuatu yang mengancam tubuh. Akibatnya antibodi tersebut menyerang senyawa fosfolipid sel itu. Inilah yang di kemudian disebut dengan sindrom antifosfolipid.

Sindrom antibodi antifosfolipid atau disingkat dengan APS suatu gangguan pada sistem pembekuan darah yang dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah (trombosis) pada arteri Vena dan vena. Sindrom ini dapat menyebabkan gangguan pada kehamilan yang akhirnya meningkatkan risiko keguguran.

Gejala-gejalanya


  1. Gejala terjadi pada otak berupa sakit kepala atau migrain berulang, vertigo, kejang, daya ingat berkurang, bahkan stroke yang tidak lazim pada usia 40-an. 

  2. Gejala pada mata dapat menyebabkan penglihatan kabur hingga buta mendadak. 

  3. Gejala pada telinga dapat terjadi pendengaran berkurang, bahkan tuli mendadak. 

  4. Gejala pada jantung berupa serangan jantung. 

  5. Organ lain yang terserang seperti ginjal, hati, paru-paru juga dapat mengalami trombosis, demikian pula pada kulit dan vena dalam di lengan atau kaki.



Khusus pada wanita, sindrom ini dapat menyebabkan kesuburan berkurang, keguguran berulang, janin tidak berkembang bahkan meninggal dalam kandungan,
preekklampsia hingga eklampsia dan trombosis vena kaki pada saat mulai menggunakan alat kontrasepsi hormonal (misalnya pil KB).

Penyebabnya
Pada masa kehamilan, kondisi darah sedikit lebih kental daripada saat tidak hamil. Terjadi pada saat kehamilan akan mengakibatkan darah sulit mencapai pembuluh-pembuluh darah caliper yang kecil pada plasenta. Hal ini berakibat dari ibu ke janin berkurang sehingga bisa mengakibatkan pada keguguran. Ada dua klasifikasi utama dari sindrom antifosfolipid.

1. Antifosfolipid primer, jika tidak memiliki gangguan autoimun lainnya seperti Lupus eritematosus sistemik. Penyebab sindrom antifosfolipid primer tidak diketahui. Namun beberapa faktor yang terkait dengan pengembangan antibodi antifosfolipid adalah:


  • Infeksi



Orang dengan sifilis, infeksi HIV, hepatitis C dan malaria, tercatat memiliki antibodi antifosfolipid.


  • Obat-obatan



Mengonsumsi obat-obatan tertentu, obat tekanan darah tinggi, obat-obatan yang mengatur Irama jantung, obat anti kejang dan antibiotik amoxilin dapat menyebabkan peningkatan risiko.


  • Masalah genetis



Telepon gangguan ini Tidak Dianggap turun-temurun, dia menunjukkan bahwa kerabat orang-orang dengan sindrom antifosfolipid lebih cenderung memiliki antibodi tersebut.

2. Antiphospholipid sekunder, jika disebabkan oleh penyakit Lupus atau kelainan autoimun lainnya.

Pencegahan
Pencegahan penyakit ini adalah:


  1. Menjalani pola makan yang sehat dan seimbang, gizi yang cukup. 

  2. Olahraga secara teratur. 

  3. Hindari stres .



Pengobatannya
APS bisa ditangani dengan obat-obatan seperti aspirin dosis rendah (75-100 mg / hari) yang efektif untuk mengurangi kelengketan thrombosis. Untuk mengencerkan darah bisa digunakan warfarin dan heparin. Untuk aturan pakai dan dosisnya sebaiknya ikuti anjuran dan nasihat dokter.


×
Berita Terbaru Update