-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Mencegah Pembekakan Bola Mata

Selasa, 14 Januari 2020 | Januari 14, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2023-07-10T02:29:19Z
Bola mata benjol

Tekanan cairan bola mata berperan dalam pembentukan bola mata. Bila tekanan normal, bola mata akan terbentuk dengan baik. Jika terlalu rendah, bola mata akan menjadi kempes. Bila terlalu tinggi bola mata menjadi keras seperti kelereng. Hal ini akan mengakibatkan sel retina dan serabut saraf tertekan dan rusak sehingga penglihatan pada mata menjadi sempit. Bila seseorang mengalami kondisi seperti ini, orang tersebut dapat dikategorikan menderita glaukoma.

Penyebab
Tekanan cairan bola mata yang terlalu tinggi bisa disebabkan karena dua kondisi:
  1. Meningkatnya produksi cairan bola mata 
  2. Tersumbatnya cairan bola mata
Faktor resiko
Pada kondisi tertentu, seseorang akan memiliki risiko mengalami glukoma lebih tinggi dibanding orang lain. Kondisi tersebut di antaranya:
  • Usia lebih dari 45 tahun 
  • Penderita diabetes  
  • Miopia (mata minus)  
  • Penderita hipertensi  
  • Pekerja las  
  • Riwayat keluarga (keluarga ada yang mengalami glukoma)
Kepastian Rasa dapat diketahui melalui pemeriksaan dengan menggunakan alat yang disebut termometer. Normalnya, tekanan cairan bola mata normal adalah 10-20 mmHg. Selain hasil pengukuran, tekanan cairan bola mata harus diatas 21 mmHg. Seseorang baru dikategorikan Adika glukoma bila mengalami gejala-gejala seperti berikut ini:

a. Sakit kepala terus menerus
b. Semakin kabur
c. Gangguan saraf mata
d. Mengalami titik atau bintik buta

Bila tekanan bola mata seseorang di atas 21 mmHg tetapi tidak mengalami gejala di atas, sebaiknya tetap rutin konsultasi dengan dokter spesialis mata untuk mencegah timbulnya glaukoma.

Jenis glaukoma
Di Indonesia, glaukoma merupakan penyebab kebutaan nomor 2 setelah katarak. Berita buruk lainnya, kebutaan akibat glaukoma tidak dipulihkan sebagaimana penderita katarak. Ada empat jenis glukoma 

A. Glaukoma primer sudut terbuka
Glaukoma Jenis ini biasanya dialami oleh usia lanjut dan merusak ketajaman penglihatan seseorang secara perlahan-lahan. Kondisi ini menyebabkan penderita tidak menyadari keadaan matanya dan akhirnya mengalami kebutaan yang tidak dapat ditolong lagi. Gejala awal yang dirasakan bila berjalan sering menabrak sesuatu karena mata mereka telah kehilangan lapangan pandang untuk melihat bagian tepi. 

B. Glaukoma Primer sudut tertutup
Glaukoma jenis ini terjadi tiba-tiba akibat menutupnya sudut bilik mata depan secara mendadak. Akibatnya, tekanan bola mata mendadak tinggi. Gejala yang dialami Biasanya berupa mata mendadak kabur, bila melihat lampu seperti ada pelangi, mata merah, di sekitar mata terasa sangat sakit, sakit kepala, rasa mual dan dapat disertai muntah. Glaukoma seperti ini termasuk kasus gawat darurat mata yang bila tidak ditangani secepat nya (dalam waktu 2 X 24 jam) dapat menimbulkan kebutaan.
 
C. Glaukoma sekunder
Glaukoma sekunder muncul sebagai akibat adanya penyakit lainnya, seperti peradangan pada jaringan mata, pembuluh darah pada mata tidak normal, dan tumor. Glaukoma jenis ini juga dapat terjadi akibat kecelakaan atau trauma pada bola mata dan akibat konsumsi obat-obatan steroid. 

D. Glaukoma kongenital
Glaukoma kongenital terjadi karena sudut bilik mata depan terbentuk secara tidak normal sejak lahir. Meskipun jenis ini jarang terjadi, namun orangtua sebaiknya waspada bila melihat tanda-tanda seperti berikut: Bayi takut dan keluar air mata bila melihat cahaya, bola mata dan kornea lebih besar dari ukuran normal dan kornea terlihat tidak jernih.

Penanganan
 
1. Penanganan dengan pemberian obat
Pengobatan glaukoma dimaksudkan untuk mempertahankan tajamnya penglihatan yang ada agar tidak sampai memburuk. Cara memberikan obat tetes mata dan tablet. Obat-obatan produksi ini bertujuan menurunkan produksi cairan dan meningkatkan pengeluaran cairan dari dalam bola mata. Tekanan bola mata normal yang diperoleh setelah terapi, bukan berarti sembuh akan tetapi hanya menunjukkan bahwa penyakit terkontrol. Oleh karena itu, penderita sebaiknya tidak menghentikan atau mengganti pengobatan tanpa persetujuan dokter. 

2.Laser

Bila dengan obat-obatan tidak menurunkan tekanan bola mata, maka dapat dipertimbangkan untuk melakukan terapi laser.

3. Operasi trabekulektomi
Pada kondisi sangat gawat, diperlukan tindakan operasi trabekulektomi yaitu dengan membuat saluran kecil dari bola mata bagian depan dengan konjungtiva.
×
Berita Terbaru Update