-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Cara Mengatasi Mata Minus

Senin, 03 Februari 2020 | Februari 03, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2023-07-10T02:29:03Z

Miopia merupakan kondisi seseorang tidak dapat melihat objek yang jauh dengan baik. Oleh karena itu, myopia dikenal juga dengan sebutan rabun jauh. Miopia terjadi karena cahaya yang masuk ke mata jatuh didepan retina. Miopia lazim dikenal dengan mata minus karena kelainan refraksi jenis ini dapat diatasi dengan kacamata lensa minus (-).

Pada mata normal atau sinar yang masuk akan terfokus pada retina. Bila sinar masuk tidak jatuh tepat di retina, mata seseorang dapat dikategorikan menderita kelainan refraksi atau pembiasan.

Gejala
Penderita miopia biasanya menunjukkan gejala seperti berikut ini:
  • Mata terasa tegang karena mencoba fokus.
  • Apa sering mengernyit.
  • Sakit kepala, terutama daerah tengkuk dan dahi.
  • Cepat mengantuk.
  • Penglihatan kabur bila melihat objek jauh.
  • Pegal pada bola mata.
Jenis
Berdasarkan ukuran dioptri lensa yang dibutuhkan untuk mengoreksi kelainan mata, miopia dibagi menjadi tiga jenis yaitu sebagai berikut:

a. Miopia ringan
Seseorang dikategorikan menderita miopi ringan bila lensa koreksi yang dibutuhkan berukuran (-) 0,25 sampai dengan 3,00 dioptri.

b. Miopia sedang
Miopia sedang membutuhkan lensa koreksi ukuran (-) 3,25 sampai dengan 6,00 dioptri.

c. Miopia tinggi atau berat
Penderita miopia klasifikasi tinggi membutuhkan lensa koreksi ukuran >(-) 6,00 dioptri. Miopia tinggi rawan terhadap bahaya ablasio retina (pelepasan retina) dan glaukoma sudut terbuka.

Bentuk
Perjalanan miopia dikenal tiga bentuk yaitu sebagai berikut:
  1. Miopia stasioner, yaitu jenis miopia yang menetap setelah dewasa.
  2. Miopia progresif, jenis ini bertambah terus-menerus Pada usia dewasa akibat bertambah panjangnya bola mata.
  3. Miopia maligna, iya itu jenis miopia yang berjalan progresif dan dapat mengakibatkan ablasio retina dan kebutaan.
Faktor risiko
Tidak semua orang akan menderita miopia.

a. Keturunan
Yang mempunyai bola mata lebih panjang dari ukuran normal akan melahirkan keturunan yang memiliki bola mata yang lebih panjang dari normal pula. Sebagian besar kasus miopi disebabkan penurunan sifat dari orang tua.

b. Etnis
Orang Asia berpotensi menderita miopi lebih besar (70% sampai dengan 90%) dibandingkan orang Eropa dan Amerika (30% sampai 40%). Potensi paling kecil adalah orang Afrika (10% sampai 20%).

c. Perilaku tidak sehat atau kebiasaan buruk
Beberapa kebiasaan buruk yang menimbulkan potensi terkena myopia diantaranya:
  • Baca sambil tidur.
  • Membaca dengan penerangan minim.
  • Membaca terlalu lama (tanpa istirahat).
  • Terlalu lama bekerja di depan komputer.
  • Menonton televisi terlalu dekat.
  • Game dan televisi ukuran besar dan jarak dari dekat.
  • Kebiasaan melihat dari jarak dekat terus menerus.
  • Kurang konsumsi makanan yang mengandung vitamin A.
D. Kurangnya Mengonsumsi Makanan Bergizi
Kekurangan makanan bergizi pada masa pertumbuhan hingga umur 12 tahun.

Penanganan
Miopia dapat diatasi dengan penggunaan kacamata berlensa minus atau lensa kontak agar cahaya jatuh tepat di retina. Perkembangan teknologi saat ini memungkinkan penderita miopia tidak perlu lagi menggunakan kacamata atau lensa kontak. Ada dua cara, yaitu dengan refractive lens exchange (mengganti lensa mata asli dengan lensa buatan atau aklirik) dan dengan pembedahan kornea.

Pencegahan
Miopia dapat dicegah dengan tidak melakukan kebiasaan-kebiasaan tidak sehat sebagaimana disebutkan di atas. Selain itu, bagi orang yang harus bekerja didepan komputer, perhatikan hal-hal berikut ini:
  1. Jarak antara monitor dan mata jangan terlalu dekat dan atur agar kecerahan layar monitor tidak terlalu terang.
  2. Usahakan melihat benda lain (selain monitor) setiap 10 menit sekali).
  3. Istirahatkan mata dengan menutup kelopak mata selama 30 detik.
×
Berita Terbaru Update