-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Azhari : Virus Corona Tidak Terlalu Dikuatirkan Di Kota Bima, Dibandingkan DBD Dan TBC

Senin, 16 Maret 2020 | Maret 16, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2020-03-16T12:16:17Z

Kota Bima - KontrasBima.Com. -  Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi 1 DPRD Kota Bima dengan Dinas Kesehatan terkait hasil monitoring evaluasi anggota Komisi di aula DPRD pada Senin (16/3).

Dalam Rapat tersebut Dinas Kesehatan dicercah dengan perbagai pertanyaan serta juga usulan dari anggota Komisi yang diketuai oleh M. Irfan, S. Sos, M. Si. (PKB) Didampingi oleh Amirudin(Hanura). Amir Syarifuddin (PKS), H. MUSTAMIN (PBB) , SYAMSUDIN (PAN), serta dari Dikes dibawah Kendali Kadis Drs. H. Azhari didampingi oleh seluruh Kabid, seluruh kepala PKM, Kepala RSU Kota, bagian sekretariat Dikes, Kepala Labkesda, UPT Guang obat. 

Pada kesempatan tersebut M. Irfan mempertanyakan kenapa Laboratorium Kesehatan Kota Bima yang menjadi laboratorium terbaik se-Indonesia itu tidak dimasukkan dalam LKPJ Wali Kota Bima dalam Paripurna ke-7 yang dibacakan Wali Kota.

Selain itu tutur M. Irfan dalam Monev Komisi 1 yang ingin didapatkan Klarifikasi ada beberapa jenis obat yang tidak ada seperti apoket, kemudian dari sisi manajemen SDM, Kepala Rumah sakit memberikan laporan tentang kekurangan Tenaga sementara disisi lain ada yang pindah ke Puskesmas, kalau ASN yang ada di rumah sakit mau pindah ke PKM kenapa, tanya Irfan serta mencontohkan PKM Mpunda Jumlah tenaga lebih banyak dari rumah sakit. 

Pelayanan juga mendapat sorotan bahwa dengan KTP sembari mengurus BPJS harus dilayani dulu karena hal itu bagian dari poin kesepakatan dengan BPJS dan Lembaga Dewan. 

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bima, Drs. H. Azhari menyatakan bahwa di peovinsi NTB hanya ada dua laboratorium yaitu laboratorium pusat yang ada di Mataram serta di pulau Sumbawa laboratorium Daerah Kota Bima. Terkait dengan tidak disebutkan dalam LKPJ Wali Kota pihaknya tengah melakukan pengurusan administrasi dan kelengkapan administrasi hal tersebut. 

Mengenai stok obat Kadis yang telah 5 tahun mengemudikan Dikes ini dengan tegas menyampaikan masih dalam kondisi aman. Sedangkan menyinggung persoalan fogging karena suatu tempat terkena virus DBD, Azhari katakan itu pekerjaan terpaksa, karena fogging adalah menyempatkan racun yang akan mengendap selam tiga hari. 

"Fogging itu racun yang disemprotkan dan akan berbahaya bagi manusia" Kadis H. Azhari dengan tegas katakan bukan Corona atau Covid-19 yang ditakuti ya akan tetapi DBD dan TBC itulah yang sangat berbahaya dan Corona di NTB belum ada yang dinyatakan positif, akunya. @KB.02@
×
Berita Terbaru Update