Acara Musrenbang yang sesuai dengan DPA menelan dana sebesar Rp.15 Juta tersebut yang diwarnai saling tanya dan jawab hingga tiada ujung dari musrenbang, dimana sejumlah masyarakat pertanyakan penggunaan dana satu milyar dari Dankel tahun lalu,agenda yang berakhir hingga pukul 17.00 sore.
Dari dinamika musrenbang tersebut Kepala Kelurahan Penaraga Muhajirin malamnya membuat status di media sosial facebook yang menyatakan merasa kaget dengan kehadiran media yang meliput agenda Musrenbang Kelurahan sedangkan tidak diundang dan cuitan terkait jumlah OPD yang di undang satu orang yang hadir 10 orang setelah sebelumnya adanya isue tuduhan masyarakat bahwa dana kelurahan (Dankel) satu milyar telah disalahgunakan oleh Lurah.tutur Muhajirin di ruangannya Kamis 2 Feb 23.
"Saya buat status itu karena warga menuduh bahwa dana kelurahan satu milyar disalah gunakan dirinya dan saya pkkir ada oknum yang mau membuat malu dirinya saat musrenbang".
Kepada sejumlah media yang meminta klarifikasi terkait statusnya di medsos,Lurah Muhajirin menyampaikan bahwa kehadiran sejumlah media yang meliput agenda musrenbang tersebut kemarin itu ada yang menyuruh terkait issue yang beredar di tengah masyarakat yang mempertanyakan Dankel satu milyar tersebut,sehingga dirinya membuat status tersebut di FB.
Untuk itu dirinya mengakui kesalahan dan meminta maaf secara terbuka baik secara pribadi maupun kelembagaan.
Dari status tersebut beragam balasan cuitan netizen seperti Biily Zorok yang menyatakan bahwa pernyataan Lurah Muhajirin adalah tidak paham terhadap tugas wartawan sebagai salah satu pilar Bangsa.
"Lurah Muhajirin tidak paham bahwa wartawan itu mencari berita dan agenda musrenbang itu ada hak publik untuk mengetahuinya",tegas wartawan Bhayangkara News ini.
Fotum Pers Independent Indonesia (FPII) melalui Bidang Advokasi, Wahyudin, SHI menyesalkan pernyataan Lurah Penaraga Muhajirin dalam statusnya sebagai salah satu pejabat yang tidak memahami tugas wartawan itu mencari informasi kemudian meramunya menjadi berita yang menarik untuk dibaca oleh khalayak serta profesi wartawan dan perusahaan media itu tugas yang mulia juga trrmasuk dalam pilar Bangsa.
Wahyudin juga mengharap pada pejabat publik agar tiddk asal bunyi alias asbun soal profesi wartawan agar ditelaah dulu sebelum dipublikasi.
Ketua Ikatan Penulis Dan Jurnalis Indonesia (IPJI) Bima, Doni melalui HP menyatakan meminta agar Wali Kota Bima HM.Lutfi segera mencopot Lurah Penaraga yang dengan sengaja melecehkan wartawan dan menyebarkan info pemerintahan ke ruang piblik.
"Wali Kota segera copot Lurah penaraga",tegas Doni@KB.02@